Memecahkan celengan RND

Beberapa minggu di Pekanbaru, aku sadar kebanyakan kegiatanku tentang pertemuan, healing hingga hadiri walimahan. Kayak seolah balas dendam dengan perpisahan setelah beberapa bulan tidak berjumpa. Dan yang aku salutnya sama teman dekat, mereka tidak berubah, masih sama seperti dulu.  Dan di sinilah aku bebas berekspresi setelah terkurung dalam ke membisuan sikap selam 5 bulan lebih wkwk. 

Betapa tidak, semua teman kecilku sudah pada sibuk masing-masing. Untuk bisa bertemu itu, ketika ada acara besar seperti pernikahan, aqiqahan. Itupun kalau bisa hadir, dan seringnya tidak bisa. Ditambah penerapan orang tua yang tidak sembarang membiarkan anak perempuan nya pergi tanpa ada tujuan yang pasti. Padahal anaknya tidak bisa diam, mau aktivitas di luar terus. Dari sini aku benar-benar berusaha belajar menjadi anak yang berguna di rumah walau masih tertatih setidaknya mau berlatih 

Yang lebih tidak bisa aku lupakan saat di ajak jalan-jalan jauh menurut perkiraanku karena menggunakan kendaraan roda dua dan memang tidak pernah sejauh itu. Di tambah tempat tersebut target yang ingin ku kunjungi sebelum ke pulau asal orang tua. Sebenarnya udah di rencanakan jauh hari sama beberapa orang, tapi saat merencanakan itu seperti hanya sapa'an semata menurut nalarku karena aku merasa tidak mungkin terjadi, apalagi dengan kondisiku yang udah agak jauh waktu itu dan mengira tidak bakalan ke perantauan lagi, ternyata rencana Allah jauh lebih indah. Perencanaan yg ku sangka hanya candaan, ternyata menjadi kenyataan, hikss terharu banget pokonya sama teman²ku yang tidak bisa kulupa kebaikannya 

Itu sebabnya Kayak bersyukur banget dipertemukan dengan mereka lagi. Dan bahagianya lagi, pas aku di sini baru sering ngumpul walau belum fuul team karena udah pada sibuk dan terkadang mereka menyempatkan waktu walau sebentar hanya untuk sebuah pertemuan. Kalau kata uul "ima nih emang pemersatu bangsa" padahal karena awak emang pengen jumpa sama kalian semua. Tapi ga bisa juga di paksa untuk semua bisa

Awalnya mengira, mereka pada marah atau tidak enak hati sama aku yang dulunya, tiba-tiba mau pulkam dan pergi, sampai-sampai tidak mengabari kalau mau kompre dan setelah itu berangkat. Dan yang masih terngiang tentang amanah yang tidak kuselesaikan karena tekanan yang tidak bisa di ceritakan dan ternyata ke tergesaan membuahkan hasil hikmah untuk kembali belajar. Bahwa semua persoalan tidak harus di selesaikan secara terburu -buru, perlu jedah untuk bisa menganalisis bagaimana sikap kita dalam menyelesaikan masalah,  sudah benar atau salah 

Sempat berpikir sih, kalau aku disini seperti menghabiskan waktu hanya untuk sebuah pertemuan dan healing yang mungkin menguras tenaga, materi ataupun batin. Tapi, hal itu tidak menjadi permasalah karena mikirin "kapan lagi coba" umurkan kita tidak tau ya kan. Walau rencana terkadang tidak seindah apa yang diinginkan.

Pokoknya nggak tau lagi mau bilang terimakasih sama kalian tuh kek mana karena kalian seperti penawar rindu. Dan obat tekanan batinku yang terpendam. Maap ya, aku tuh bisa lebay di tulisan aja nya. Kalau di depan kalian tak pandai. Wkwk.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ke Absurd-an Legislator Pemrakarsa Asa

Penantian terhenti